Rabu, 26 Februari 2014

Modifikasi Yamaha Crypton Drag Bike; 26,7 Dk Dapat 7,959 Detik Bebek 4-Tak 130 cc Tune-Up!













ManiakMotor Catatan 7, 959 detik lewat Eko ‘Chodox’ Sulistyo adalah kejutan di kelasnya dengan Yamaha Crypton yang semula diduga Jupiter Z.  Basis tenaga Crypton inginnya di atas ketimbang Jupie. Makin dapat atasnya saat dipakai di Bebek 4-Tak 130 cc trek lurus karena hanya menambah diameter piston untuk jadi 130 cc dan langkah piston tetap. Makin jadi, Eko yang pakar gasingan tinggi yang menggebernya.

 Nih, waktu di bawah 8 detik di 130 cc baru dengan motor ini loh, sesuai catatan portal ini. Terlepas  Chodox selaku eksekutor, tapi peraciknya Nugroho alias Potter dari OTD Racing Team, Jogja ini, layak diperhitungkan. “Untuk mendapat tenaga sampai 26.7 dk/12.000 rpm, sebenarnya gabungan dari semua korekan. Kem sebagai kunciannya, memang iya. Tapi unsur ketelitian memadukan komponen lain juga tak boleh diabaikan,” jelas mekanik kalem itu.
Potter mencontohkan durasi kem dan LSA (lobe separation angle), bila tak satu paket dengan set-up CDI, tetap saja kem tidak akan ampuh mau dibikin seperti apa pun. Atau kem dengan per klep bersama klepnya termasuk diameter klepnya. Itu juga bagian penentu kecepatan motor. Kem racikan Potter ini lumayan ekstrem membukanya. Kan konsep kem, kelamaan membuka juga mubazir bila tak didukung komponen yang lain.
 Kem dibikin membuka 40o sebelum TMA dan menutup 60o sesudah TMA yang hasilnya 280o dengan LSA 102o. Itu kem dirancang dari noken-as mentah milik mobil Honda Estilo. Bahan kem ini memang terkenal alot metalurginya. Tidak mudah aus. “Angka derajat ini harus hati-hati dengan lift masuk dan buang. Masuk saya bikin 9.15 mm dan buang 9.3 mm,” jelas Potter yang bukan Poter yang  bawa-bawa sapu saat di film.
 Komposisi itu bikin motor dicat kuning ini sejak dari garis start sampai finish dipacu Eko di Slawi, Jateng, padat putaran mesinnya. Seperti awal cerita tadi, tenaga puncaknya didapat pada 12.000 rpm. Power 26 dk seperti sudah dapat topnya sejak pertengahan lintasan dari 201 meter. "Sisanya tinggal memanfaatkan dorongan dan perbandingan sproket.," kata Chodox saat itu memang meminta setelan ulang sproketnya.
Klep Honda Sonic nyaris tidak ada gejala mengayun (floating) yang ada malah tersenyum, artinya kuat menahan overlap kem. Juga kuat menekan klep usat terbuka untuk menutup. Pokoknya pas antara kecepatan dan proses mesin bergasing. Padahal, kompresi motor ini sangat tinggi, 14,2:1. Wuih, saat dihitung memang pas. “Kompresi tinggi yang penting bahan bakar kuat, ketepatan timing pengapian tepat dan durasi kem tadi rapi. Dan ingat, ini bukan road race, ini drag bike yang mesinnya total hidup tak sampai 2 menit,” jelas Potter.
Maksudnya dengan teknologi CDI seperti Rextor ProDrag ketepatan pembakaran adalah jaminan kompresi masih dibatas aman. Itu juga upaya Potter untuk menutupi kelemahan Crypton dibanding Jupiter Z. Crypton memiliki Torsi yang kurang dibanding Jupiter. Termasuk desain kem itu adalah rentetannya. "Kan saya bilang tadi, semua komponen yang dikorek selalu berkaitan," tutup Potter.

Data Modifikasi :
Motor : Yamaha Crypton 2010
Kelas : Bebek 4-Tak Tune Up s/d 130 cc
Pembalap : Eko ‘Chodox’ Sulistyo (Semarang)
Best Time : 7,959 detik (Slawi)
Perbandingan Kompresi : 14,2:1
Volume Head (buret) : 9,1 cc
Piston : Kawaha (diameter 55, 25 mm, stroke 54 mm)
Timing Pengapian : 36,6° (9500 rpm)
CDI : Rextor ProDrag
Koil : Standar
LSA : 102
Durasi Kem : 280°, 
Diameter Klep : Honda Sonic (in 28 mm, ex 24 mm)
Per Klep : Jepang
Karburator : PWK 28 (pilot 65, main jet 108)
Selongsong Gas : YZ 85
Manifold : TDR
Busi : Iridium
Kruk as : Standart
Pompa oli : Standart
Kopling : Suzuki FR
Per Kopling : Suzuki Smash
Rasio : (13/34, 18/32, standart, 23/26)
Final Gir : 13/33
Sok depan : Standart
Sok belakang : Yamaha Mio
Cakram depan : YSS
Rantai : CMS
Ban depan : FDR 1.85 x 17
Ban belakang : IRC Eat My Dust 2.25 x 17
Pelek depan : TK 1.20 x 17
Pelek belakang :Takasago Axcel 1.60 x 17
Bengkel : OTD  Racing Team
Mekanik : Nugroho (Potter)
No Hp : 085643625050

Rabu, 19 Februari 2014

Modifikasi Ninja 150 Drag Bike; Start Gigi Dua Jawara Jawa, Sport 2-Tak 155 cc TU!


ManiakMotor - Sempat tampil di beberapa event di Jawa, Ninja Tune-Up 155 cc milik tim Pardeke 111 asal Sulawesi Tenggara ini, dikabarkan telah ‘terbang’ ke tanah asal. Catatan prestasi di Jawa sih oke banget. Tuh podium pertama di final TDR Drag Bike Senayan beberapa waktu lalu. “Dalam waktu dekat akan ikuti event di Kendari. Target tembus 7,1 detik,” kompak Anang dan Rusdi juru bicara tim.
Kusmiyanto alias C-Plek selaku juru koreknya menyebut prinsipnya mengacu basic tuning two stroke seperti porting silinder, knalpot, karburator dan pengapian. “Pada dasarnya korek 2-tak itu simpel, bertahap dan tidak keburu nafsu langsung ekstrim. Kuncinya di situ,” ujar C-Plex seperti mengutip ungkapan Graham Bell yang bukunya memang dijadikan literatur doi.

Pengaturan kompresi primer dan sekunder selalu jadi tujuan untuk menghasilkan tenaga. Terserah mau yang mengerjakan yang mana dulu. C-Plek sih memulai dari kepala silinder. Ia mengatur sudut squish 10° dengan lebar 6 mm.  Hitungan itu didapat dari rumusan dengan konsep turbelensi gas pada dome atau kubah kepala silinder bisa terbakar rata oleh kompresi tinggi. Efeknya terasa di putaran mesin dan memang itu sasaran desain squish.

Sebelumnya, tentu saja rajin-rajin ke tukang bubut. Karena salah satu kunci keberhasilan korekan adanya  di mesin bubut berserta operatornya. Sampeyan sudah berhitung keras, namun operator mesin bubutnya nggak ngerti, ya sama saja bohong. Bukan gitu bro?
Seperti silinder Ninja 150 ini sudah kena papas 2 mm. Kemudian didapat angka squish tadi sekaligus velume dome yang 13.2 cc. Dengan hitungan rasio kompresi ala 2-tak didapat 6.2:1. Lumayan. Ya, buktinya juara, kendati saat di Senayan sebenarnya lintasannya licin, karena hujan.   Rentang putaran mesin yang ada tenaganya di situ. Juga merambah tinggi port, menghaluskan salurannya, memperbesar ukuran port dan mengarahkan kembali jendela port. Perihal hitungan, tergantung ‘idealisme’ masing-masing mekanik atas dasar eksperimen yang mereka lakukan.
Makanya, tinggi lubang buang 30 mm dan lebar 39,8 mm adalah hasil kalkulasi dan uji nyata dengan sering ikut lomba. Di dalamnya bergeraknya dinding lubang transfer dan bilas 0.6 mm. Dengan begini, sirkulasi gas masuk dan buang lancar jaya. “Di Senayan itu saya pakai gigi dua saat start,” komentar Rully PM (Kebumen) selaku joki. 
Siplah. Selebihnya silakan tengok DATA MODIFIKASI yang pasti berhubungan dengan tulisan induk ini. Ardel
Data Modifikasi :
Motor: Kawasaki Ninja 150 R 
Kelas: Sport 2 Tak 155 cc  Tune Up
Pembalap: Rully PM (Kebumen) 
Tim: PARDEKE 111 (Sulawesi Tenggara)
Kepala Silinder
Squish: 10°
Lebar squish: 6 mm
Celah piston: 0,4 mm
Bentuk Kubah: Mangkok
Volume Kubah: 13,2 mm (pakai busi)
Dipapas: 2 mm
Silinder
Tinggi lubang buang:  30 mm
Lebar lubang buang:  39,8 mm (bentuk oval)
Tinggi lubang transfer:  naik 0,6  mm
Membran: Standart
Piston (diameter x stroke): Standart
Tebal paking: Standart
Per kopling: standart
Kopling: standart
Karburator: PWM 38 Pilot jet 45 mainjet 160
Kenalpot+silencer: Creampie stainless
Bentuk leher: Cacing
CDI: Custom
Koil: YZ 125
Magnet: Standart
Timing pengapian: 6°
Busi: NGK Japan B10EGV
Bahan Bakar+oli: 1: 15
Gigi Rasio
1: -
2: 18/30
3: 20/26
4: 22/24
5: 20/20
6: 21/19
Mekanik: Kusmiyanto 
Bengkel: C-Plex Squad
Hp: 081228666669